The Articles of Religion of the Methodist Church
Dua Puluh Lima Pokok Kepercayaan Methodist
( penjelasan : Dalam bahasa Indonesia, jika keterangan di depan sudah menunjukkan jamak, maka tidak perlu ada pengulangan lagi ; misalnya : sepuluh peraturan mengenai kepegawaian, bukan sepuluh peraturan-peraturan mengenai kepegawaian.
Jadi : Dua puluh lima pokok ( bukan pokok-pokok) kepercayaan Methodist )
Article 1—Of Faith in the Holy Trinity
There is but one living and true God, everlasting, without body or parts, of infinite power, wisdom, and goodness; the maker and preserver of all things, both visible and invisible. And in unity of this Godhead there are three persons, of one substance, power, and eternity—the Father, the Son, and the Holy Ghost.
Pasal 1
Iman Tentang Tritunggal yang Kudus
Hanya ada satu Allah yang hidup dan benar, kekal selama-lamanya, bersifat Roh adanya, tidak terbatas dalam kuasa, hikmat dan kebaikan; Dialah pencipta dan pemelihara segala sesuatu, baik yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan. Dalam kesatuan keilahian, ada tiga pribadi dari satu zat, kuasa dan kekekalan- yaitu Bapa, Anak dan Roh Kudus.
1. Iman Tentang Ketiga Esaan Allah
Hanya ada satu Allah yang hidup dan benar, kekal selama-lamanya, tidak terbatas, Maha Tahu, dan Maha Kasih. Dialah pencipta dan pemelihara segala sesuatu baik yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan dan di dalam ke-Esaan Allah ini ada tiga oknum dari satu zat, satu kekuasaan dan satu kekekalan, yaitu Bapa, Anak dan Roh Kudus.
(penjelasan penerjemahan :
Menurut kami, perlu diterjemahkan menjadi : bersifat Roh adanya
Article 2—Of the Word, or Son of God, Who Was Made Very Man
The Son, who is the Word of the Father, the very and eternal God, of one substance with the Father, took man's nature in the womb of the blessed Virgin; so that two whole and perfect natures, that is to say, the Godhead and Manhood, were joined together in one person, never to be divided; whereof is one Christ, very God and very Man, who truly suffered, was crucified, dead, and buried, to reconcile his Father to us, and to be a sacrifice, not only for original guilt, but also for actual sins of men.
Pasal 2
Firman atau Anak Allah yang sudah menjadi manusia
Anak, yaitu Firman Bapa, adalah benar-benar Allah dan kekal adanya, satu zat dengan Bapa, sudah mengambil kodrat manusia dalam rahim perawan Maria, sehingga ada dua kodrat yang lengkap dan sempurna yaitu keilahian dan kemanusiaan disatukan di dalam satu pribadi, yang tidak dapat dipisahkan. Dialah Kristus, satu-satunya Allah sejati dan manusia sejati, yang benar telah menderita sengsara, disalibkan, mati dan dikuburkan untuk memperdamaikan Bapa dengan kita. Ia menjadi suatu kurban, bukan hanya untuk menghapus dosa asal tetapi juga semua dosa perbuatan.
2. Kalam atau Anak Allah yang sudah menjadi manusia
Anak itu, yaitu Firman Bapa, Allah sungguh-sungguh dan kekal, satu zat dengan Bapa, sudah mengambil tabiat manusia dalam rahim perawan Maria, sehingga ada dua tabiat yang lengkap dan sempurna yaitu ke-Illahi-an dan kemanusiaan disatukan di dalam satu oknum, yang tidak dapat dipisahkan. Dialah Kristus satu-satunya, Allah sungguh-sungguh, yang benar-benar menderita sengsara disalibkan, mati dan dikuburkan untuk memperdamaikan kita dengan BapaNya dan Ia menjadi suatu kurban, bukan hanya untuk menghapus dosa warisan melainkan semua dosa yang dilakukan manusia.
(penjelasan penerjamahan :
Word diterjemahkan Firman, karena Kalam menjadi istilah yang sudah kurang dikenal dalam bahasa Indonesia
Allah sungguh-sungguh, diubah untuk memperjelas arti dari Very yaitu benar-benar Allah
Nature : diterjemahkan menjadi kodrat – bukan tabiat karena tabiat dalam bahasa Indonesia mempunyai arti ke arah temparemen
Person ; diterjemahkan menjadi pribadi, bukan oknum karena kata oknum juga sudah berubah mempunyai makna negative
Dialah Kristus satu-satunya, Allah sungguh-sungguh, ada kata yang hilang yaitu : kemanusiaan-Nya maka diterjemahkan : Dialah Kristus, satu-satunya Allah sejati dan manusia sejati.
Original sin : diterjemahkan dosa asal daripada dosa warisan, karena lebih mencerminkan pemahaman yang ingin disampaikan dalam pasal 7 tentang original sin, bukan sebagai penurunan kelakuan tetapi kerusakan kodrat manusia-terjemahan dosa (warisan) sebaliknya cenderung mengasumsikan adanya penurunan dosa itu.
Actual sin: terjemahan lama : semua dosa yang dilakukan oleh manusia, kami menerjemahkan menjadi dosa perbuatan, seperti yang umum dalam buku-buku teologi lain walaupun belum begitu tepat menurut kami, karena actual sin bisa berwujud dalam pikiran, motivasi, perkataan dan perbuatan. Tapi belum ada istilah lain yang cocok untuk actual sin ini.
Article 3—Of the Resurrection of Christ
Christ did truly rise again from the dead, and took again his body, with all things appertaining to the perfection of man's nature, wherewith he ascended into heaven, and there sitteth until he return to judge all men at the last day.
Pasal 3
Kebangkitan Kristus
Sesungguhnya Kristus sudah bangkit dari antara orang yang mati dan telah mengenakan tubuh kemanusiaan yang sempurna. Di dalam keadaan ini Dia telah naik ke surga dan duduk di sebelah kanan Allah, hingga datang kembali untuk menghakimi semua manusia pada akhir zaman.
3. Kebangkitan Kristus
Sesungguhnya Kristus sudah bangkit dari antara orang yang mati dan telah mengambil kembali tubuhNya dengan sempurna segala sesuatu yang ada dalam tabiat manusia sempurna.
Di dalam keadaan ini Dia telah naik ke surga dan duduk di sebelah kanan Allah, hingga datang kembali untuk menghakimi semua manusia pada akhir zaman.
(penjelasan penerjemahan :
Hanya menyusun kembali kalimat yang dirasakan kurang jelas artinya)
Article 4—Of the Holy Ghost
The Holy Ghost, proceeding from the Father and the Son, is of one substance, majesty, and glory with the Father and the Son, very and eternal God.
Pasal 4
Roh Kudus
Roh Kudus berasal dari Bapa dan Anak. Satu dalam zat, kuasa dan kemuliaan dengan Bapa dan Anak; Dia adalah benar-benar Allah dan kekal adanya.
4. Roh Kudus
Roh Kudus berasal dari Bapa dan Anak. Satu zat satu keagungan, satu kemuliaan dengan Bapa dan Anak Allah yang sungguh-sungguh dan kekal.
(penerjemahan : hanya menyusun kembali kalimat bahasa Indonesia agar tepat artinya)
Article 5—Of the Sufficiency of the Holy Scriptures for Salvation
The Holy Scripture containeth all things necessary to salvation; so that whatsoever is not read therein, nor may be proved thereby, is not to be required of any man that it should be believed as an article of faith, or be thought requisite or necessary to salvation. In the name of the Holy Scripture we do understand those canonical books of the Old and New Testament of whose authority was never any doubt in the church. The names of the canonical books are:
Genesis, Exodus, Leviticus, Numbers, Deuteronomy, Joshua, Judges, Ruth, The First Book of Samuel, The Second Book of Samuel, The First Book of Kings, The Second Book of Kings, The First Book of Chronicles, The Second Book of Chronicles, The Book of Ezra, The Book of Nehemiah, The Book of Esther, The Book of Job, The Psalms, The Proverbs, Ecclesiastes or the Preacher, Cantica or Songs of Solomon, Four Prophets the Greater, Twelve Prophets the Less.
Pasal 5
Alkitab
Segala hal yang perlu diketahui untuk keselamatan terdapat dalam Alkitab, sehingga apa yang tidak tertulis di dalamnya atau tidak dapat dibuktikan dengannya, janganlah dipaksakan bahwa hal tersebut harus dipercayai sebagai suatu asas kepercayaan pokok atau dianggap perlu sebagai keharusan atau untuk keselamatan.
Alkitab yang dimaksudkan ialah buku-buku yang secara kanonik telah ditetapkan menjadi kitab Suci, baik dari Kitab Perjanjian Lama maupun Kitab Perjanjian Baru, yang tidak pernah diragukan akan otoritasnya dalam Gereja. Nama-nama dari kitab-kitab yang kanonik adalah :
Perjanjian lama : 39 Kitab dari Kejadian-Maleakhi
Perjanjian Baru : 27 Kitab dari Matius-Wahyu
5. Alkitab
Segala hal yang perlu diketahui untuk keselamatan terdapat dalam Alkitab, sehingga apa yang tidak dapat dibaca di dalamnya atau tidak dapat dibuktikan dengannya janganlah dipaksakan kepada seseorang. Hal tersebut harus dipercayai sebagai suatu asas kepercayaan pokok atau dianggap perlu sebagai keharusan atau untuk keselamatan. Alkitab yang dimaksudkan ialah buku-buku yang telah ditetapkan menjadi kitab Suci, baik dari Kitab Injil Perjanjian Lama maupun Kitab Perjanjian Baru yang tidak pernah diragukan akan keasliannya dalam Gereja.
(penjelasan penerjemahan :
Terjemahan dalam disiplin, menjadi rancu artinya karena seharusnya tidak ada titik pada kalimat yang seharusnya bersambung , jangan dipaksakan kepada seseorang. (seharusnya bersambung dan diberi kata sambung : bahwa hal tersebut harus dipercayai …)
Terjemahan : kata tidak pernah diragukan keasliannya, lebih tepat menurut kami : tidak pernah diragukan otoritasnya. Karena memang otoritas itulah yang ditonjolkan dalam penyusunan kanon.
Article 6—Of the Old Testament
The Old Testament is not contrary to the New; for both in the Old and New Testament everlasting life is offered to mankind by Christ, who is the only Mediator between God and man, being both God and Man. Wherefore they are not to be heard who feign that the old fathers did look only for transitory promises. Although the law given from God by Moses as touching ceremonies and rites doth not bind Christians, nor ought the civil precepts thereof of necessity be received in any commonwealth; yet notwithstanding, no Christian whatsoever is free from the obedience of the commandments which are called moral.
Pasal 6
Perjanjian Lama
Perjanjian Lama tidak bertentangan dengan Perjanjian Baru, karena di dalam keduanya, hidup kekal ditawarkan kepada umat manusia oleh Kristus yang adalah satu-satunya pengantara antara Allah dengan manusia, karena Dia adalah Allah dan manusia adanya. Sebab itu janganlah kita mendengar mereka yang menganggap bahwa orang-orang beriman pada zaman yang lampau hanya mengharapkan janji-janji yang sementara.
Meskipun orang-orang Kristen tidak perlu mengikuti segala upacara agama, ritual ibadah dan hukum-hukum pemerintahan orang-orang Israel seperti diberikan Allah melalui Musa, tetapi tidak ada seorang Kristen pun yang bebas untuk taat dari perintah-perintah Taurat yang bersifat moral.
6. Perjanjian Lama
Perjanjian Lama tidak bertentangan dengan Perjanjian Baru, karena di dalam kedua-duanya hidup yang kekal ditawarkan kepada umat manusia oleh Kristus. Hanya Dialah pengantara antara Allah dengan manusia, karena Dia adalah Allah dan manusia adanya.
Sebab itu janganlah kita perhatikan mereka yang menganggap bahwa orang-orang beriman pada zaman yang lampau hanya mengharapkan Perjanjian-perjanjian yang fana.
Meskipun orang-orang Kristen tidak perlu mengikuti segala upacara agama, tertib ibadah dan hukum-hukum pemerintahan bangsa Yahudi yang diberikan Allah melalui Musa, namun orang Kristen masih tetap harus menaatinya seperti tercantum dalam Taurat.
(penjelasan :
Kata promises : lebih baik diterjemahkan janji-janji daripada perjanjian, karena perjanjian biasanya adalah terjemahan dari covenant
kalimat terakhir : namum orang Kristen masih tetap harus menaatinya seperti yang tercantum dalam Taurat – di sini ada pengertian yang hilang yaitu : orang Kristen harus menaati segala aturan Taurat yang bersifat moral.
Article 7—Of Original or Birth Sin
Original sin standeth not in the following of Adam (as the Pelagians do vainly talk), but it is the corruption of the nature of every man, that naturally is engendered of the offspring of Adam, whereby man is very far gone from original righteousness, and of his own nature inclined to evil, and that continually.
Pasal 7
Dosa asal
Dosa asal, bukanlah penurunan kelakuan Adam, seperti yang diajarkan oleh Pelagianisme, tetapi merupakan kerusakan kodrat dari setiap manusia, yang secara alami terjadi karena kita adalah keturunan dari Adam. Yang mana manusia telah sangat jauh dari kebenaran yang sebenarnya dan setiap manusia senantiasa cenderung kepada yang jahat.
7. Dosa Warisan
Dosa warisan, bukanlah penurunan kelakuan Adam, yang diajarkan oleh Pelagianism. Tetapi merupakan kemerosotan kodrat dari setiap manusia, yang diwariskan oleh keturunan Adam. Oleh sebab manusia telah sangat jauh dari kebenaran dan setiap manusia senantiasa cenderung kepada yang jahat.
( kata original sin diterjemahkan dosa asal daripada dosa warisan, kata corruption diterjemahkan kerusakan daripada kemerosotan. Dalam pemahaman teologis yang dianut, original sin, adalah kerusakan atas Imago Dei, jadi bukan diturunkan tetapi menjadi kodrat karena kita adalah keturunan Adam)
Article 8—Of Free Will
The condition of man after the fall of Adam is such that he cannot turn and prepare himself, by his own natural strength and works, to faith, and calling upon God; wherefore we have no power to do good works, pleasant and acceptable to God, without the grace of God by Christ preventing us, that we may have a good will, and working with us, when we have that good will.
Pasal 8
Kehendak Bebas
Keadaan manusia setelah Kejatuhan Adam adalah sedemikian rupa sehingga ia tidak dapat berbalik dan memperbaiki dirinya, dengan kekuatan dan perbuatan sendiri, untuk dapat beriman dan berseru kepada Allah. Demikianlah kita tidak mempunyai kuasa untuk melakukan hal-hal yang baik, yang menyenangkan dan berkenan kepada Allah sebelum anugerah Allah dalam Yesus Kristus diberikan kepada kita terlebih dahulu. Hanya ketika kita sudah memiliki kehendak baik dari Tuhan, barulah kita dapat mengerjakan hal-hal yang baik.
8. Kehendak Yang Bebas
Keadaan manusia setelah Adam adalah sedemikian rupa, sehingga ia tidak dapat kembali lagi untuk memperbaiki dirinya sendiri dengan kodratnya sendiri untuk beriman dan berseru kepada Allah. Demikianlah kita tidak mempunyai kuasa untuk melakukan hal-hal yang baik yang menyenangkan dan berkenan kepada Allah tanpa Anugerah Allah dalam Yesus Kristus yang menolong kita, supaya kita mempunyai kehendak yang baik itu.
(salah satu konsep teologi John Wesley adalah prevenient grace, maka kata preventing, perlu diterjemahkan lebih jelas bukan menolong tetapi diberikan terlebih dahulu)
Article 9—Of the Justification of Man
We are accounted righteous before God only for the merit of our Lord and Saviour Jesus Christ, by faith, and not for our own works or deservings. Wherefore, that we are justified by faith, only, is a most wholesome doctrine, and very full of comfort.
Pasal 9
Pembenaran Manusia
Kita dibenarkan di hadapan Allah hanya karena jasa Tuhan dan Juruselamat kita Yesus Kristus, yakni melalui iman dan bukan karena perbuatan ataupun kelayakan kita sendiri. Demikianlah bahwa kita dibenarkan hanya melalui iman adalah suatu ajaran yang benar dan memberikan penghiburan yang besar.
9. Pembenaran Manusia
Kita dibenarkan di hadapan Allah hanya karena jasa Tuhan dan Juruselamat kita Yesus Kristus, yakni demi iman jadi bukan perbuatan ataupun kelayakan kita sendiri. Demikianlah bahwa kita dibenarkan hanya demi iman adalah suatu ajaran benar dan penuh dengan hiburan.
( through faith diterjemahkan melalui iman bukan demi iman)
Article 10—Of Good Works
Although good works, which are the fruits of faith, and follow after justification, cannot put away our sins, and endure the severity of God's judgment; yet are they pleasing and acceptable to God in Christ, and spring out of a true and lively faith, insomuch that by them a lively faith may be as evidently known as a tree is discerned by its fruit.
Pasal 10
Perbuatan Baik
Meskipun perbuatan baik, yang merupakan buah dari iman dan datang sebagai hasil dari pembenaran, tidak dapat menghapuskan dosa-dosa kita dan tidak tahan menghadapi hebatnya penghakiman Allah; namun demikian perbuatan yang baik itu menyenangkan dan berkenan kepada Allah di dalam Kristus, sehingga perbuatan baik itu menyatakan suatu iman yang hidup sama seperti pohon dikenal dari buahnya.
10. Perbuatan Yang Baik
Meskipun perbuatan yang baik merupakan buah iman dan datang sebagai akibat pembenaran, tidak dapat menghapuskan dosa-dosa kita dan tidak tahan menghadapi kekerasan pengadilan Allah, namun demikian perbuatan yang baik itu berkenan dan dapat diterima oleh Allah di dalam Kristus sehingga perbuatan yang baik itu menyatakan suatu iman yang hidup seperti pohon dikenal dari buahnya.
( hampir sama, hanya susunan kalimatnya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar